Februari, bulan yang sangat basah. Jakarta diguyur hujan deras bahkan banjir. Bosan gak sih musim hujan di rumah (read: Jakarta) aja? Itulah yang aku rasakan sebulan ini, antara Januari hingga Februari. Hanya di rumah saja karena langit masih senang menangis. Lalu aku berinisiatif untuk mengajak 2 sahabatku untuk jalan-jalan. Kami bertiga belum pernah jalan jauh bertiga, sebelumnya hanya berakhir pada rencana. Tapi kali ini kami akhirnya merealisasikan rencana kami itu.
Ke mana ya enaknya cuma punya 2 hari (Sabtu dan Minggu) untuk membunuh rasa bosan sama Jakarta yang kebanjiran mulu? Ahaa... muncul lah ide untuk ke Cirebon. Kenapa Cirebon? karena lokasinya tidak terlalu jauh dari Jakarta dan kebetulan salah satu temanku memang kampungnya di Cirebon. Sambil menyelam minum air, temanku yang sudah lama gak mudik ke Cirebon jadi bisa sekalian mudik dan kami berdua bisa menginap gratis di rumah uwanya. hehehe
Saya menggunakan becak untuk berkeliling kota Cirebon. Alasannya karena lebih praktis dan tidak capek. Kalau naik angkot kita harus ganti beberapa kali angkot. Cuma tentunya naik becak itu lebih mahal. Tapi naik becak itu seru lho, kita bisa melihat pemandangan kota dan kegiatan orang-orang setempat. Selain itu juga kita bisa berbagi rezeki ke tukang becak. Jarang-jarang mereka bisa dapat penumpang istimewa seperti kami (pede banget). Bagi yang suka berjalan kaki ala backpacker tentu saja beberapa tempat wisata dapat ditempuh juga dengan berjalan kaki. Contohnya keraton kanoman dan keraton kasepuhan jaraknya lumayan dekat. Kalau merasa capek dan ingin santai, maka becak adalah yang paling tepat seperti yang kami lakukan.
Kalau mau naik angkot, rute di sana cukup membingungkan. Yang harusnya dekat jadi jauh karena rutenya harus memutar. Menurut saya, naik angkot itu sumpek dan kurang bisa menikmati suasana. Sekedar info, angkot di Cirebon itu pake huruf dan angka, umumnya diawali dengan "D', misalnya angkot D6 atau D3. Namun akhirnya di hari kedua kami memilih naik angkot karena jarak tempuh dari rumah uwanya temanku cukup jauh ke pusat kota. Tentunya kami ditemani oleh sepupu sahabatku. Kalau tidak mungkin bisa bingung. Jadi maaf ya saya tidak bisa jelaskan rute angkotnya dari mana ke mana. hehe...
Saya menggunakan becak untuk berkeliling kota Cirebon. Alasannya karena lebih praktis dan tidak capek. Kalau naik angkot kita harus ganti beberapa kali angkot. Cuma tentunya naik becak itu lebih mahal. Tapi naik becak itu seru lho, kita bisa melihat pemandangan kota dan kegiatan orang-orang setempat. Selain itu juga kita bisa berbagi rezeki ke tukang becak. Jarang-jarang mereka bisa dapat penumpang istimewa seperti kami (pede banget). Bagi yang suka berjalan kaki ala backpacker tentu saja beberapa tempat wisata dapat ditempuh juga dengan berjalan kaki. Contohnya keraton kanoman dan keraton kasepuhan jaraknya lumayan dekat. Kalau merasa capek dan ingin santai, maka becak adalah yang paling tepat seperti yang kami lakukan.
Kalau mau naik angkot, rute di sana cukup membingungkan. Yang harusnya dekat jadi jauh karena rutenya harus memutar. Menurut saya, naik angkot itu sumpek dan kurang bisa menikmati suasana. Sekedar info, angkot di Cirebon itu pake huruf dan angka, umumnya diawali dengan "D', misalnya angkot D6 atau D3. Namun akhirnya di hari kedua kami memilih naik angkot karena jarak tempuh dari rumah uwanya temanku cukup jauh ke pusat kota. Tentunya kami ditemani oleh sepupu sahabatku. Kalau tidak mungkin bisa bingung. Jadi maaf ya saya tidak bisa jelaskan rute angkotnya dari mana ke mana. hehe...
Komentar
Posting Komentar